20080614

MENGAPA SENI?




Berkesenian hakikatnya tidak melulu bermain dan atau mendengarkan musik semata, esensi berkesenian sungguh sangatlah luas bergantung dari sisi mana kita memahaminya. Di dalam kehidupan setiap kita membutuhkan "seni", seni dengan estetikanya, seni dengan maknanya, seni dengan pilosofinya.
Sebut saja seni dengan estetikanya; adalah seni yang mengandung arti rasa sangat dalam untuk setiap yang merasakannya. Seni yang bukan hanya mendengarkan, memainkan dan
melakukannya, melainkan seni yang menjadi kebutuhan dalam menjalani kehidupan, konon hidup tanpa seni bagai sayur tanpa garam. Contoh kecil manakala kita berpakaian dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah seni, pakaian seadanya tanpa memperhatikan gaya dan rasa tentu saja efeknya tidak sedap dipandang mata, membuat orang sekitar kita mencemooh dan sebagainya, eksesnya akan membuat kita tidak percaya diri. Akan tetapi bila kita berpakaian dengan mengindahkan kaidah seni tentu akan jauh lebih baik dan nyaman dalam penggunaanya meskipun itu bukan sesuatu yang mutlak apabila lingkungan kita tidak memiliki rasa serupa. Artinya berkesenian itu bukan untuk sendiri melainkan bersifat universal dan harus didukung lingkungan sekitar kita. Oh kalau begitu seni itu indah!


Lalu apa makna seni bagi kita? Seperti dikatakan diatas eni bukan hanya musik, seni adalah karya nyata, seni adalah harapan, seni adalah hidup, dan hidup adalah seni. Kita lahir ke dunia ini, hari-hari kita lalui pahit manis, senang sedih, seolah tak pernah berhenti berotasi secara retorik untuk mencapai klimaks yang paling indah yaitu hidup abadi di alam baqa. Oleh karena itu saya menyebutnya seni adalah retorika yang penuh dinamika untuk eksfektasi yang hakiki, dan itulah yang menjadi makna seni yang sesungguhnya yaitu mencapai "kesempurnaan". Oh kalau begitu seni itu berawal dari keindahan untuk akhir yang menyenangkan!

Dengan demikian seni yang indah adalah bertujuan untuk mencapai "kesempurnaan" yang menyenangkan, maka tidak salah jika seni dijadikan filosofi dalam hidup kita. Artinya kita awalli hidup ini dengan keindahan dan kita gapai kesempurnaan. lalu, apakah hal-hal tersebut tersurat dalam bermusik? Tentu saja jawabnya "YA", karena kaidah bermusik yang didalamnya merupakan susunan nada dengan komposisi yang indah diharapkan menyenangkan dan memberikan "kesempurnaan", jika kita amati dengan seksama hampir tidak ada sajian musik yang tidak menyenangkan bagi para pemain atau penikmatnya (bergantung dari cara pandang individu). Tidak percaya? Jika anda merasa terganggu atau tidak merasa nikmat (teu ngeunaheun) mendengar refetoar sebuah komposisi musik, maka jangan buru-buru menfonis karya komposisi tersebut "jelek", cobalah arifasi dengan menanyakan kepada si penyaji-nya "enak" atau "tidak-kah" sajian karya tersebut? tentu akan mendapat jawab berbeda dengan sudut pandang anda. Beberapa Psikolog berpendapat; bahwa bermusik (bernyanyi) adalah sesuatu yang dilakukan dengan sangat menyenangkan dan tidak beresiko bagi setiap individu terutama bagi dirinya sendiri, dengan kata lain sejelek apapun kita menyanyikan sebuah lagu bagi kita adalah keindahan, kesenangan, kebanggan yang tidak dimiliki orang lain, maka yang mendengarkanlah yang beresiko telinganya katorekan-lah, tidurnya terganggu-lah, membuat ingin muntah-lah, muak-lah, dsb.

Oleh karenanya mulai dari sekarang hilangkan rasa minder untuk bermusik, bernyanyi, dan berkesenian apapun, karena berkesenian tidak ada resiko yang berarti bagi setiap kita. Yakinlah! Karena hidup tanpa seni bagaikan hidup tanpa cinta: Hidup tanpa cinta tak akan bahagia, tiada artinya hidup bergelimang emas permata.......cinta adalah segalanya.