20081027

soempah pemuda

28 oktober 2008
SOEMPAH PEMOEDA

Menilik perjalanan berbangsa, bernegara para pemuda Indonesia tempo doeloe demikian dasyat, hingga tercetus kata soempah pemoeda yang mendunia. Dilihat dari tatanan kata-nya soempah (sumpah) yang diucapkan dan dijanjikan adalah mengandung makna mendalam nan tidak main-main dalam berkata dan berkarya untuk bangsa Indonesia tercinta. Istuning seluruh jiwa raga hanya untuk negeri tercinta, tiada kata perpecahan satu sama lain, bersatu adalah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Sumpah pemuda juga merupakan wadah bersatunya jiwa muda yang ksatria, pemberani demi menjunjung tinggi martabat bangsa dengan mempertaruhkan jiwa raga untuk bangsa. Pemuda tempo doeloe demikian mencintai dirinya sendiri akan tetapi lebih mencintai bangsanya, tidak ingin bangsanya dikoyak "ketidaksenonohan" siapapun di muka pertiwi ini.

Lalu...bagaimana sikap dan sifat para pemuda harapan bangsa era "modern" ini terhadap keadaan dan keberadaan bangsanya? Sesuatu untuk bangsa yang mana dahulu kala sangat diperjuangkan oleh pemuda bangsa Indonesia yang kita banggakan! Memang esensi sumpah pemuda saat ini dan waktu itu (ketika aku seperti pemuda sekarang ini) belum pernah aku sadari dan kuketahui...maksudku mengapa aku tidak sehebat para pemuda jaman dahulu yang rela berkorban untuk bangsa ini, ternyata sama saja aku dan remaja yang mewakili pemuda harapan bangsa ini tidak pernah berbuat banyak untuk bangsa tercinta ini. Lalu...mengapa begitu? Apa karena kebodohan kita atau guru-guru kita tidak pernah mengajarkan rela berkorban untuk bangsa? Bukan sok tahu tapi masih banyak guru-guru yang sudah menjadi pegawai negeri sipil di negeri ini yang bekerja asal-asalan; asal datang, asal ngabsen, asal ngajar, asal marah, asal gajian, asal makan, asal bisa ketawa...dasar gila kali ya...tapi tentu saja tidak ada di sekolahku mereka hanya ada di neraka jahanam!!!

Lalu...mengapa guru-guru honorer sepertinya mati-matian mengabdi, tiada lelah berkerja, mengajar di sekolah sana, di sekolah sini, mengajar eskul itu, eskul ini, jual lks itu, lks ini, buku itu, buku ini, eh...weleh...weleh... dasar bodoh ternyata gaji guru honorer hanya cukup untuk beli isi ulang telepon cellular, lalu...ongkos bolak-balik naik angkot bagaimana? makan siang bagaimana? beli rokok dan kopi, bayar utang biaya hidup sehari-hari? uang jajan anak istri? bayar kontrakan rumah? belum lagi hobby maen burung dan memancing ikan sambil berjudi!! Ternyata berat perjalanan hidup mereka...dan aku juga termasuk didalamnya kali?

Lalu...mengapa tidak seperti pemuda jaman dahuulu itu? Nah itu dia yang tidak kuketahui mengapa! Gaya hidup yang individualistis mungkin penyebabnya! Kemiskinan mungkin penyebabnya! Kebodohan mungkin penyebabnya! Ya...kalau sudah individualististis, miskin, bodoh...masa sih? Kan yang kuceritakan adalah guru! bukankah mereka berpendidikan tinggi serendah-rendahnya D1, banyak yang S1, S2, bahkan ada yang S3! Lalu...mengapa begitu? Dasar bodoh ternyata mereka itu GOBLOK!! Tapi tidak ada di sekolahku, mereka hanya ada di neraka jahannam...huh mengerikan!

Kalau begitu siapa yang akan meneruskan perjuangan para pemoeda harapan bangsa tempo doeloe itu? Dasar bodoh aku tidak pernah tahu.....